MANUSIA
Manusia di alam dunia ini memegang peranan yang unik, dan
dapat dipandang dari
banyak segi. Dalarn ilmu eksakta, manusia dipandang sebagai
kumpulan dari partikel-partikel
atom yang membentuk jaringan-jaringan sistem yang dimiliki
oleh manusia (ilmu kimia),
manusia merupakan kumpulan dari berbagai sistem fisik yang
saling terkait satu sarna lain
dan merupakan kumpulan dari energi (ilmu Fisika), manusia
merupakan mahluk biologis
yang yang tergolong dalam golongan mahluk mamalia (biologi).
Dalam ilmu-ilmu sosial,
manusia merupakan mahluk yang ingin memperoleh keuntungan
atau selalu memperhitungkan
setiap kegiatan, sering disebut homo economicus (ilmu
ekonomi). manusia merupakan mahluk
sosial yang tidak dapat berdiri sendiri (sosiologi). mahluk
yang selalu ingin mempunyai
kekuasaan (politik). mahluk yang berbudaya, sering disebut
homo-humanus (filsafat). dan
Dari definisi-definisi tersebut diatas kita dapat melihat
bahwa manusia selain dapat
dipandang dari banyak segi, juga mempunyai banyak
kepentingan. Tetapi siapakah manusia
itu sebenamya ? dengan berdasar pada uraian di atas tentu
kita akan mengalami kesulitan
dalam menjawab pertanyaan tersebut, oleh karena itu kita kan
mencoba menerangkan siapa
manusia itu dari unsur-unsur yang membangun manusia.
Ada dua pandangan yang akan kita jadikan acuan untuk
menjelaskan tentang unsur-unsur
yang membangun manusia
1) Manusia itu terdiri
dari empat unsur yang saling terkait, yaitu:
a. Jasad, yaitu :
badan kasar manusia yang nampat pada luarnya, dapat diraba dan
difoto, dan menempati
ruang dan waktu ( hal 62)
b. Hayat, yaitu :
mengandung unsur hidup, yang ditandai dengan gerak (hal 66)
c. Ruh, yaitu
: bimbingan dan pimpinan Tuhan, daya yang bekerja secara spiritual dan
memahami
kebenaran, suatu kemampuan mencipta yang bersifat konseptual yang
menjadi pusat
lahirnya kebudayaan (hal 77)
d. Nafs, dalam pengertian
diri atau keakuan, yaitu kesadaran tentang diri sendiri (hal 79).
( Asy'arie, 1992 hal : 62-84)
2) Manusia sebagai satu
kepribadian mengandung tiga unsur yaitu :
a. Biologis
(Id), yang merupakan struktur kepribadian yang paling primitif dan paling tidak
nampak, Id merupakan libido murni, atau energi psikis yang menunjukkan ciri
alami yang
irrasional dan terkait dengan sex, yang secara instingtual
menentukan proses-proses
ketidaksadaran (unconcious). Id tidak berhubungan dengan
lingkungan luar diri,
tetapi terkait dengan struktur lain kepribadian yang pada
gilirannya menjadi mediator
antara insting Id dengan dunia luar. Terkukung dari
realitas dan pengaruh sosial, Id
diatur oleh prinsip kesenangan. mencari kepuasan instingtual
libidinal yang harus
dipenuhi baik secara langsung melalui pengalaman seksual, atau
tidak langsung
melalui mimpi atau khayalan. Proses pemenuhan kepuasan
yang disebutkan terakhir
yang dilakukan secara tidak langsung disebut sebagai proses
primer. Obyek yang
nyata dari pemuasan kebutuhan langsung dalam prinsip
kesenangan ditentukan oleh
tahap psikoseksual dari perkembangan individual,
b. Ego, merupakan bagian atau struktur
kepribadian yang pertama kali dibedakan dari
Id, seringkali disebut
sebagai kepribadian "eksekutif" karena peranannya dalarn
menghubungkan energi Id ke dalam saluran sosial yang dapat
dimengerti oleh orang
lain. Perkembangan ego terjadi antara usia satu dan dua
tahun, pada saat anak secara
nyata berhubungan dengan lingkungannya. Ego diatur oleh
prinsip realitas, Ego
sadar akan tuntunan lingkungan luar, dan mengatur tingkah
laku sehingga dorongan
instingtual Id dapat dipuaskan dengan cara yang dapat
diterima. Pencapaian
obyek-obyek khusus untuk mengurangi energi libidinal dengan
cara yang dalam
lingkungan sosial dapat diterima disebut sebagai proses
sekunder.
c. Superego, merupakan struktur
kepribadian yang paling akhir, muncul kita-kira pada
usia lima tahun. Dibandingkan dengan Id dan ego, yang
berkembang secara internal
dalam diri individu, superego terbentuk dari lingkungan
eksternal. Jadi superego.
merupakan kesatuan standar-standar moral yang diterima oleh
ego dari sejumlah
agen yang mempunyai otoritas di dalam lingkungan luar diri,
biasanya merupakan
asimilasi dari pandangan-pandangan orang tua. Baik
aspek negatif maupun positif
dari standar moral tingkah laku ini diwakilkan atau
ditunjukkan oleh superego.
Kode moral positif disebut ego ideal. suatu perwakilan dari
tingkah laku yang tepat
bagi individu untuk dilakukan. Kesadaran membentuk aspek
negatif dari superego.
dan menentukan hal-hal mana yang termasuk dalam katagori
tabu. yang mengatur
bahwa penyimpangan dari aturan tersebut akan menyebabkan
dikenakannya sangsi.
Superego dan Id berada dalam kondisi konflik langsung. dan
ego menjadi penengah
atau mediator. Jadi superego menunjukkan pola
aturan yang dalam derajat tertentu
menghasilkan kontrol diri melalui sistem imbalan dan hukuman
yang terintemalisasi.
(Freud. dalam Brennan. 1991; hal 205-206)
Dari uraian di atas dapat mengkaji aspek tindakan manusia
dengan analisa hubungan
antara tindakan dan usur-unsur manusia. Seringkali, misalnya
orang yang senang terhadap
penyimpangan terhadap nilai-nilai masyarakat dapat
diidentifikasi bahwa orang tersebut lebih
dikendalikan oleh Id dibanding super ego-nya, atau
seringkali ada kelainan yang terjadi pada
manusia, misalnya orang yang berparas buruk dan
bertubuh pendek berani tampil ke muka
umum, dapat diterangkan dengan mengacu pada unsur nafs
(kesadaran diri) yang dimiliki
oleh manusia. Kesemua unsur tersebut dapat digunakan sebagai
alat analisa bagi tingkah laku
manusia.
PENGERTIAN
KEBUDAYAAN
Apabila kita berbicara tentang kebudayaan, maka kita
langsung berhadapan dengan
pengertian istilahnya. Pengertian kebudayaan menyangkut
bermacam-rnacam definisi yang
telah dipikirkan oleh sarjana-sarjana bidang sosial budaya
diseluruh dunia.
Dua orang antropolog terkemuka yaitu Melville J. Herkovits
dan Bronislaw
Malinowski mengemukakan bahwa Cultural Determinism berarti
segala sesuatu yang terdapat
di dalam masyarakat ditentukan adanya oleh kebudayaan yang
dimiliki masyarakat itu.
Herkovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang
superorganic, karena kebudayaan
yang turun temurun dari generasi ke generasi hidup terus.
Walaupun orang-orang yang menjadi
anggota masyarakat senantiasa silih berganti disebabkan
kematian dan kelahiran. Pengertian
kebudayaan meliputi bidang yang luasnya seolah-olah tidak
ada batasnya. Dengan demikian
sukar sekali untuk mendapatkan pembatasan pengertian atau
definisi yang tegas dan terinci
yang mencakup segala sesuatu yang seharusnya termasuk dalam
pengertian tersebut. Dalam
pengertian sehari-hari istilah kebudayaan sering diartikan
sama dengan kesenian, terutama
seni suara dan seni tari.
Kebudayaan jika dikaji dari asal kata bahasa sansekerta
berasal dari kata budhayah
yang berarti budi atau akal. Dalam bahasa latin,
kebudayaan berasal dari kata colere. yang
berarti mengolah tanah. jadi kebudayaan secara umum dapat
diartikan sebagai "segala sesuatu
yang dihasilkan oleh akal budi (pikiran) manusia dengan
tujuan untuk mengolah tanah atau
tempat tinggalnya., atau dapat pula diartikan segala usaha
manusia untuk dapat melangsungkan
dan mempertahankan hidupnya di dalam lingkungannya ". Budaya
dapat pula diartikan sebagai
himpunan pengalaman yang dipelajari, mengacu pada pola-pola
perilaku yang ditularkan
secara sosial, yang merupakan kekhususan kelompok sosial
tertentu (Keesing, jilid I. 1989;
hal 68)
Kebudayaan dengan demikian mencakup segala aspek kehidupan
manusia, baik yang
sifatnya material, seperti peralatan-peralatan kerja dan
teknologi, maupun yang non-material,
seperti nilai kehidupan dan seni-seni tertentu.
Seorang antropolog yaitu E.B.Tylor ( 1871 ) mendefinisikan
kebudayaan sebagai
berikut :
Kebudayaan adalah kompleks yang mencakup pengetahuan,
kepercayaan,
kesenian, moral, hukum, adat istiadat dan kemampuan
kemampuan lain serta kebiasaan - kebiasaan yang didapatkan oleh
manusia sebagai anggota masyarakat. Dengan perkataan
lain kebudayaan mencakup kesemuanya yang didapatkan atau
dipelajari oleh manusia sebagai
anggota masyarakat.
Selo Sumarjan dan Soelaeman Soemardi merumuskan kebudayaan
sebagai semua
hasil karya, rasa dan cipta masyarakat. Karya
masyarakat menghasilkan teknologi dan
kebudayaan kebendaan atau kebudayaan jasmaniah yang
diperlukan oleh manusia untuk
menguasai alam sekitarnya, agar kekuatan serta hasilnya
dapat diabdikan untuk masyarakat.
Rasa yang meliputi jiwa manusia, mewujudkan segala
kaidah-kaidah dan nilai-nilai
sosial yang perlu untuk mengatur masalah masalah
kemasyarakatan dalam arti yang luas.
Didalamnya termasuk misalnya agama, ideologi, kebatinan, kesenian
dan semua unsur yang merupakan hasil ekpresi jiwa manusia yang hidup
sebagai anggota masyarakat. Cipta
merupakan kemampuan mental. kemampuan berpikir orang-orang
yang hidup bermasyarakat
dan yang antara lain menghasilkan filsafat serta ilmu
pengetahuan.
Sutan Takdir Alisyahbana mengatakan bahwa kebudayaan adalah
manifestasi dari
cara berpikir, hal ini amat luas apa yang disebut
kebudayaan sebab semua laku dan perbuatan
tercakup di dalamnya, dan dapat diungkapkan pada basis dan
cara berpikir, perasaan juga
maksud pikiran.
Koentjaraningrat mengatakan, bahwa kebudayaan antara
lain berarti keseluruhan
gagasan dan karya manusia yang harus dibiasakannya dengan
belajar beserta
keseluruhan dari hasil budi pekertinya.
A.L Krober dan C.Kluckhon mengatakan, bahwa kebudayaan
adalah menifestasi
atau penjelmaan kerja jiwa manusia dalam arti
seluas-Iuasnya.
C.A.Van Peursen mengatakan, bahwa dewasa ini kebudayaan
diartikan sebagai
manifestasi kehidupan setiap orang, dan kehidupan setiap
kelompok orang-orang,
berlainan dengan hewan-hewan, maka manusia tidak hidup
begitu saja ditengah alam,
melainkan selalu mengubah alam.
Kroeber dan Klukhon mendefinisikan kebudayaan; kebudayaan
terdiri atas
berbagai pola, bertingkah laku mantap, pikiran, perasaan
dan reaksi yang diperoleh
dan terutama diturunkan oleh simbol-simbol yang menyusun
pencapaiannya secara
tersendiri dari kelompok-kelompok manusia, termasuk
didalamnya perwujudan
benda-benda materi, pusat esensi kebudayaan terdiri atas
tradisi dan cita-cita atau
paham, dan terutama keterikatan terhadap nilai-nilai.
Secara praktis bahwa kebudayaan merupakan sistem nilai dan
gagasan utama (Vital).
Sistem nilai dan gagasan utama itu dihayati benar-benar oleh
para pendukung
kebudayaan yang bersangkutan dalam kurun waktu tertentu,
sehingga mendominasi keseluruhan
kehidupan para pendukung itu, dalam arti mengarahkan tingkah
laku mereka dalam
masyarakatnya. Dapat dikatakan pula, bahwa sistem nilai
dan gagasan utama itu memberikan
pola untuk bertingkah laku kepada masyarakatnya,atau dengan
kata lain memberi seperangkat
model untuk bertingkah laku.
Sistem nilai dan gagasan utama sebagai hakekat kebudayaan
terwujud dalam tiga
sistem kebudayaan secara terperinci,yaitu sistem ideologi,
sistem sosial dan sistem teknologi.
Sistem ideologi meliputi etika, norma, adat istiadat,
peraturan hukum yang berfungsi
sebagai pengarahan untuk sistem sosial dan berupa
interpretasi operasional dari sistem nilai
dan gagasan utama yang berlaku dalam masyarakat.
Sistem sosial meliputi hubungan dan kegiatan sosial di dalam
masyarakat, baik yang
terjalin didalam lingkungan kerabat, maupun yang terjadi
dengan masyarakat lebih luas serta
pemimpin-pemimpinnya. Pengendalian masyarakat dan
pemimpin berkembang dengan nilai
budaya dan gagasan utama yang berlaku.
Sistem teknologi meliputi segala perhatian serta
penggunaannya. sesuai dengan nilai
budaya yang berlaku. Dalam kebudayaan yang terutama agraris,
misalnya dengan sendirinya
sistem teknologi sesuai dengan keperluan pertanian.
Kesimpulan:
Manusia dan kebudayaan merupakan salah satu ikatan yang tak
bisa dipisahkan dalam kehidupan ini. Manusia sebagai makhluk Tuhan yang paling
sempurna menciptakan kebudayaan mereka sendiri dan melestarikannya secara turun
menurun. Budaya tercipta dari kegiatan sehari hari dan juga dari kejadian –
kejadian yang sudah diatur oleh Yang Maha Kuasa.
Manusia mempunyai empat kedudukan terhadap kebudayaan yaitu
sebagai
1) penganut kebudayaan,
2) pembawa kebudayaan,
3) manipulator kebudayaan, dan
4) pencipta kebudayaan.
1) penganut kebudayaan,
2) pembawa kebudayaan,
3) manipulator kebudayaan, dan
4) pencipta kebudayaan.
Sebagai contoh nyata kaitan manusia dan kebudayaan adalah
kesenian wayang di daerah Jawa. Wayang itu sendiri diciptakan oleh manusia, dan
manusia memerlukan kebudayaan tersebut untuk tujuan mereka masing-masing.
Hakikat manusia dalam melestarikan dan menjaga kebudayaan
adalah suatu keharusan agar tidak terpengaruh oleh kebudayaan lainnya. Kita
harus menjaga keaslian budaya kita karena kebudayaan tersebut merupakan warisan
dari nenek moyang kita dahulu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar